Diposting oleh
ipoel
Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita dilaka lara, impian kta dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapa pun yang kehilangan ibinya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa
merestui dan memberkatinya.
Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu. Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.
Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya. Pepohonan
dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.
Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.
Penuh cinta dan kedamaian.
Diposting oleh
ipoel
pohlomo underground
Wahai Langit
Tanyakan pada-Nya
Mengapa dia menciptakan sekeping hati ini..
Begitu rapuh dan mudah terluka..
Saat dihadapkan dengan duri-duri cinta
Begitu kuat dan kokoh
Saat berselimut cinta dan asa..
Mengapa dia menciptakan rasa sayang dan rindu
Didalam hati ini..
Mengisi kekosongan di dalamnya
Menyisakan kegelisahan akan sosok sang kekasih
Menimbulkan segudang tanya
Menghimpun berjuta asa
Memberikan semangat..
juga meninggalkan kepedihan yang tak terkira
Mengapa dia menciptakan kegelisahan dalam relung jiwa
Menghimpit bayangan
Menyesakkan dada..
Tak berdaya melawan gejolak yang menerpa…
Wahai ilalang…
Pernah kan kau merasakan rasa yang begitu menyiksa ini
Mengapa kau hanya diam
Katakan padaku
Sebuah kata yang bisa meredam gejolak hati ini..
Sesuatu yang dibutuhkan raga ini..
Sebagai pengobat tuk rasa sakit yang tak terkendali
Desiran angin membuat berisik dirimu
Seolah ada sesuatu yang kau ucapkan padaku
Aku tak tahu apa maksudmu
Hanya menduga..
Bisikanmu mengatakan ada seseorang di balik bukit sana
Menunggumu dengan setia..
Menghargai apa arti cinta…
Hati yang terjatuh dan terluka
Merobek malam menoreh seribu duka
Kukepakkan sayap-sayap patahku
Mengikuti hembusan angin yang berlalu
Menancapkan rindu….
Disudut hati yang beku…
Dia retak, hancur bagai serpihan cermin
Berserakan ….
Sebelum hilang di terpa angin…
Sambil terduduk lemah….
Ku coba kembali mengais sisa hati
Bercampur baur dengan debu
Ingin ku rengkuh…
Ku gapai kepingan di sudut hati…
Hanya bayangan yang ku dapat….
Ia menghilang saat mentari turun dari peraduannya
Tak sanggup ku kepakkan kembali sayap ini
Ia telah patah..
Tertusuk duri-duri yang tajam….
Hanya bisa meratap….
Meringis..
Mencoba menggapai sebuah pegangan..
Dinding es..
Dinding es
Dingin
Antara kau dan aku
Yang buatku hanya diam membisu
Hanya diam dan membeku
Dia pergi..
masih ku ingat senyumnya kemarin
terkembang manis menghias tirus parasnya
saat itu dia masih kumiliki
sekarang ia menjadi milikNya
rintik hujan menari di atas nisan
mengiring kepergiannya….
Mudik..
Aku rindu rumah
hingga 3 jam lalu aku melalaikannya
hingga 3 jam lalu aku benar bersama
hingga 3 jam lalu aku tersenyum lega
3 jam bersama suka
3 jam teruji semua
aku rindu rumah
setelah 3 jam teringat senyum hangat
ibunda menyapa sanubari
setelah 3 jam aku menangis
terkucilku dari senyum
relaku duduk terdiam
selama 3 jam aku menahan
busku untuk pulang
kembalikan sang helaian
kehangatan dari dingin dunia
pelapang dari sempitnya waktu
untuk itu aku bersabar
bersama busku untuk pulang
aku rindu rumah…
aku takut,aku menyakiti..
aku takut mencintai engkau
bukan karena ku tak dapat mencintai
tapi aku takut
ketika cinta ini tak dapat bertahan
dan aku ini mulai menyakiti
aku takut menyayangi engkau
bukan karena aku bukan penyayang
tapi aku takut
ketika sayang ini menjadi benci
dan aku ini mulai menyakiti
aku takut ikuti kata hatiku
bukan karena hatiku ini berbohong
tapi aku takut
ketika hati ini membuat kesalahan
dan aku ini mulai menyakiti
kau dan rasa ini..
aku bukan penyair
melihatmu, syair ku seolah menari dengan indah
seperti setiap senyummu
menatapmu buatku tak berdaya
ingin berkata, ingin berteriak
menyebutkan, mengungkapkan rasa ini.
tapi rasa ini bukanlah cinta
rasa sakit yang kau timbulkan
sungguh menyiksa
berat kehilanganmu, namun..
jika itu terbaik untukmu
biarlah semua rasa sakit ini kuterima
tanpa kau pernah tau
aku pernah mencintaimu
dan membawa sakit ini sebagai kenanganmu