ratapan dikala sepi...
PUPUS
Harapan dan impian tak berubah
Selalu berguguran dan tumbang sebelum musimnya
Di akhir tahun, di awal duka
Ibarat nyanyian pilu, menenggelamkan
Aku bagai semut terjatuh di danau dangkal
Tak mampu menggapai apapun
Tak kuasa merasakan semua
Hanya terdengar nafasku bergemuruh
Dan menangis di ujung hatimu
Aku sadar…
Menggapaimu terlalu lelah bagiku
Bagai kapas di pucuk rindu
APA ADANYA......
Sunyi itu sepi
Sepi itu hampa
Hampa itu kosong
Kosong itu nol
Semua itu berputar
Berputar tiada henti
Membentuk lingkaran setan
Tak ada ujung.. Tak ada pangkal
Berputar itu memusingkan
Pusing yg dicari-cari
Dicari sampai ke tepi
Namun tak jua terjawab
Jawab itu tak pernah ada
Tak pernah ada jangan dicari
Hanya membuat pusing yang berputar
Biarkan semua apa adanya
SERULING SEPI......
Titip mata dan hati, untuk kamu
Hanya di dadamu aku ingin rebah, hanya di hatimu cinta ini ingin kulabuhkan
Desah nafasmu masih bisa kucium di sudut malam ini, datanglah padaku dengan cintamu…
Hadirmu menggoda angan berontak, menyulam bait-bait kerinduan
Cinta seperti gerimis. Menghadirkan sejuk yang membuat jiwa basah oleh bahagia
Biarkan aku mencintaimu agar tak ada sesal yang mengekor di belakang hari
Apakah aku ada di sana dalam memori pengembaraanmu? Jika iya, akan kukatakan cinta detik ini juga
Apa kata hujan hari ini? Dia masih menangis karena bumi yang diguyurnya masih kemarau. Seperti hatiku yang gersang, menunggu cintamu yang tak kunjung datang
Tak lelah ditebas mimpi semu, tak hilang disembunyikan langit hitam. Cinta atau bukan, yang pasti kau tetap yang terindah dalam hidupku
Lenyapkan ragumu, yakinkan hatimu. Akulah orang terbaik yang mencintaimu…
Jangan pernah meragukan cintaku, karena aku sungguh-sungguh
Ini bukan bercanda. Ini serius 100%. Kau buat aku terdiam. Lalu cinta mengetukku tiba-tiba
Semua telah jelas. Aku tak kuasa dan tak mampu berlari dari cintamu
Hatiku telah kau renggut habis tanpa sisa. Aku jatuh cinta padamu, itu faktanya
REBAHLAH LANGIT....!!
Tidurlah tidur. Disini, aku tak pernah lelah mencipta rindu untukmu
Yang kuharap malam ini hanya tenangmu. Yang kuinginkan saat ini hanya damaimu. Yang kupinta detik ini hanya bahagiamu. Met tidur, sayang…
Rebahlah di peraduanmu dengan kepala tengadah dan hati tak resah. Percayalah, aku selalu gelisah bila tidurmu diselimuti gundah
Aku tersudut sepi tapi bibirku terus mengucap namamu. Met bobo, sayang. Terangilah malam dengan desah nafasmu. Di sini, aku menjagamu.
Mengalirlah restu Tuhan untuk mimpimu, malam ini. Selamat tidur, semoga kau tak bosan dengan sapaku
Bermimpilah dalam dekapan penuh wangi bunga. Menyepuh malam dengan getar-getar rindu. Hanya ada aku dan kamu.
Seribu jejak yang kupijak. Seribu garis yang kugores. Membawaku ke dalam negerimu. Mengais mimpimu malam ini. Met bobo sayangku…
Tidurlah tidur. Pejamkan mata dengan tenang sambil memeluk malam yang menyimpan jutaan misteri
Pagutlah cemerlang hatimu di batas mimpi. Di sudut hati yang terdalam, kubingkai satu rindu untuk tidurmu…
Met tidur. Semoga mendung terpasung di atap kamarmu. Membiaskan setaman keteduhan dalam lelapmu.
Biarkan malam menghamburkan senyum untuk tidurmu
Sujudku untuk malammu. Doaku untuk senyum teduh dalam mimpimu.
Damaikah malam yang kau rebahi di antara tebasan waktu yang memburumu? Di sini, aku ada untukmu…
Aku ingin kamu tertidur lelap. Mimpi tentangku seutuhnya.
DALAM KABUT...
Seperti buku usang di atas meja. Di antara gudang dan rumah tua. Di antara waktu dan asa. Tertiup angin, tak sengaja terbuka. Tertinggal, dan tak terbaca…
Aku memilih pergi. Aku takkan pernah bisa mencampakkan cinta ini. Dan aku akan tetap mencintaimu walau kau tak memiliki cintaku.
Ke mana hujan pergi hari ini? Sejenak menggoda bumi pada siang yang gerah, lalu hilang saat malam tengadah. Seperti cintamu yang datang lalu pergi begitu saja…
Padamu kutemukan terang di ujung jalan. Padamu juga kuhisap luka yang enggan mengering
Aku setia duduk di sudut keheningan. Mengais arti dari sebuah bahagia yang tak kunjung tiba
Pada awan, kujeritkan aroma pedihku. Mengarak seribu duka karena kepergianmu…
Mengapa begitu susah kuraih hatimu? Padahal, aku hanya inginkan satu tawamu, tak lebih.
Beginikah rasanya patah hati? Cahaya yang kulihat semakin pudar. Harapan tinggal gulita yang tak bisa kuraba lagi
Yang tersisa dalam hatiku hanyalah gelap dalam asa. Aku telah hancur. Membela cinta tapi sia-sia
Auramu yang makin pudar oleh sikap tak pasti. Sikapmu melemahkanku. Bisumu menyurutkan langkahku. Lebih baik aku pergi, permisi…!
Waktunya telah tiba. Saatnya ini untuk berkaca. Apa yang telah kita torehkan di atas bumi? Tambah umur. Tambah dewasa. Happy b’day…
Selain mengingatmu, tak ada lagi yang lebih penting buatku. Detik ini aku hanya ingin menyapamu dengan satu doa : semoga Tuhan selalu melimpahkan cinta-Nya di hatimu
Jangan berhenti mencintaiku. Jangan pernah duakan hatiku. Setialah untukku sampai maut menjemput. Bahagia selalu memayungi di setiap kehidupan kita. Empat pintaku untuk hari ulang tahunmu.
Saat nyala lilin membias di wajahmu. Kusatukan doa demi bahagiamu.
Di hari ulang tahunmu, aku berjanji akan terus mengeja hati tanpa henti
Kemarin kita ketemu, hari ini aku mulai kangen
Aku ingin mengenalmu lebih dekat. Sedekat bunga dengan kelopaknya
Di mataku, kamu bukan sekedar teman biasa
Andai saja aku mengenalmu sejak lama, tentu kebersamaan kita tidak berawal hari ini
Kita bertemu tanpa rekayasa. Dan tahu-tahu aku merasa begitu dekat denganmu, tanpa kusengaja
Tiba-tiba aku mulai kenal mahluk bernama kangen, saat jauh dari sisimu
Di mana kau alamatkan rumah hatimu? Agar aku tak salah berlari
Kata-kata mati mengepungku. Seolah aku tak mampu membahasakan cintaku padamu